Label

Pages

Minggu, 18 November 2012

Hina yang Lebih Dari Hina


Tak ada yang terlalu kejam dari apa yang saya katakan tentang koruptor, karena koruptor itu selalu menghina harkat dan martabat bangsa, masih terlalu terlalu terhormat hukuman di dunia ini, susah mencari hukuman yang lebih hina untuk maling-maling itu selain neraka

Pengandaian yg berat meski bukanlah suatu yang mustahil, ditengah mental tempe anak-anak bangsa masa kini, menjamurnya kebobrokan akhlak, populernya jilat menjilat yang katanya lebih nikmat daripada cokelat, dibutuhkan langkah kilat yang lebih hebat daripada hanya sebuah langkah tobat. Dan pastinya harus tepat.

Tak usah ditanya darimana korupsi ini muncul, sejak zaman kolonial bangsa yang katanya gemah ropah loh jinawi ini selain dikeruk kekayaannya juga ditaburi otaknya dengan kebodohan. Melahirkan jiwa yang lapuk kalau tak mau disebut beruk, menjilat penjajah, menusuk teman sendiri, menginkari hati nurani adalah makanan sehari-hari. Bukan sifat asli memang, kondisi mungkin, tapi tak bisa dipungkiri bangsa ini mempunyai potensi untuk membunuh saudaranya sendiri, ngeri

KPK, lembaga yang lahir dari semangat reformasi 1998 ini bertarung ibarat koboi. Menunggang kuda sambil berlari, membawa senjata api, dan yang pasti tak takut mati. Tiap hari sering dibuli, dikatakan tai, g becus, dan sering dikriminalisasi. Apa daya emang ibarat manusia KPK disini masih seperti balita, selalu diminta untuk menghamba, seperti teman-teman sejawatnya.

Menjadi ketuanya pun ibarat setor nyawa, apa mau dikata, kadang semua tak sepaham dengannya. Bukan masalah sistem yang salah, tapi mentalnya yang lemah. Kalo aku menjadi ketua KPK hal yang mesti dilakukan adalah melapaskan semua ikatan hutang budi yang melekat pada lembaganya. Independensi adalah hal mutlak sebelum organisasi ini mengobrak abrik imperium kerajaan tikus bangsa ini.

Bikin tim penyidik yang tangguh, independen, intelek, dan pemberani. Tingkatkan kualitasnya juga tak lupa kuantitasnya. Kalo dipikir logis bisa apa 700 anggotaKPK mengatasi semua masalah korupsi dari Sabang sampai Merauke. Perjuangkan juga anggaran pemberantasan korupsi, karena selama ini anggaran yang digunakan sangat tidak mencukupi (bahkan gedung saja tak cukup menampung karyawannya)

Dirikan penjara seperti guantanamo, tapi isinya khusus koruptor, asingkan mereka dengan dunia luar biar mereka tak bisa menularkan virus2nya. Miskinkan hartanya, kuras habis kekayaannya, hancurkan harga dirinya. Jangan sampai anak cucu kita mengenal orang-orang seperti mereka Tak lupa juga Bagi para terpidana matinya, Kenang mereka dalam monumen koruptor yang bakal diinget sepanjang masa. Agar masyarakat kiat tahu betapa hinanya hidup dan matinya seorang koruptor itu.

0 komentar:

Posting Komentar