Label

Pages

Selamat Datang di Danbe_go

bersama adik-adik tercinta, semuanya jadi menyenangkan

Kucing-kucingku

si Blacky Phedofil, hahah.

Redaksi

saat evaluasi 3 bulanan 2011

Best Friends Forever

Jarang-jarang bisa foto bareng, hehe

with Koko

Keyakinan seorang Pria

Minggu, 23 Desember 2012

OWB (Oh What de Bucks)


Alkisah disuatu hari, ditengah arus kesibukan SMS orang2 indonesia... terkirimlah pesan-pesan berikut ini.

Aku : koen sido kolem OWB gak ko?

Koko : koyoke aku g sido melu, aku kate umroh iki, hehhe

Aku : Km ikut OWB g rol?

Rolly : kalo aku gak boleh ikut nang, kalo saniy, kamu, ma tilem gpp. Soalnya kalian ada gunanya disana, kalo aku gak ada gunanya, aku gak bisa jurnalistik, hehehe (aku yakin ini 100% alibi g penting)

Aku : o ya Lem ikut Owb a Km ntar?

Tilem : Enggak.. aq ngedit. Soalnya Crist ngasi tulisan tagl 26.setelah OWB langsung aq kasih.

Aku : ikut OWB?

Saniy : gak bong. Adikku mau ke Malang ini.

#$%^^&****(((((($%%,..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Aku : kampret arek2 iki 

Tiba –tiba nopek SMS

Nophe : kamu ikut OWB a mas ?

Aku : $%^&*9(8&^%%$#$%..!!!! 

Pulang Kampung

Ini hari kedua sejak aku pulang kampung gara-gara libur natal kali ini. masih seperti biasanya ibuku selalu membangunkanku pagi-pagi hanya untuk menyuruhku sholat subuh. Akupun tak berani membantah karena ntar pasti bakalan susah, susah minta sarapan dan uang saku sekedar untuk jalan-jalan. Hhehe, dan akupun langsung ngacir tanpa mampir-mampir

10 menit kemudaian, Acara televisi pagi lalu menyapa dengan berita-berita hebohnya, berita kemarin dan semalam dikemas ulang agar cukup update bagi para pemirsanaya. Tak lupa biang gosip saling bercanda ria distasiun Tv tetangga. Ngomongin ini itu tanpa malu-malu. Ah tak taulah, televisi indonesia semakin hari memenag udah tak bermutu. Mending matikan TV, dengerin lagu :p

Ayahku terlihat capek sehabis joging pagi. Ibuku menjereng air hanya sekedar untuk membuat kopi, aku terlelep lagi hanya karena ingin melanjutkan mimpi. Didepan televisi semuanya terasa sunyi, hingga ibuku membangunkanku kedua kali dan menyuruhku membersihkan lantai. Uhm oke oke, kataku santai. Aku bangun dan mulai berjalan dengan gontai..

Semua terasa sama bagiku, entah itu ketika aku masih kanak-kanak, menginjak sekolah dasar. SMP. SMA hinhgga kuliah semuanya tak ada yang beda hingga detik ini. keluarga ini tetap seperti saat aku membukakan mata untuk yang pertama kali, bedanya kakak ku sudah tak bersama kami lagi karena sudah punya keluarga sendiri.

Rutinitas hari ini tiada beda dengan yang lalu, membosankan pun tak begitu. Tapi setidaknya aku masih harus besyukur akan hari hari malas ini masih ku miliki. Tak terbayang nanti saat aku benar-terpisah dari orang tua dan mulai membuat keluarga sendiri. Rasanya belum siap untuk mandiri. (bersambung..)

Minggu, 18 November 2012

Hina yang Lebih Dari Hina


Tak ada yang terlalu kejam dari apa yang saya katakan tentang koruptor, karena koruptor itu selalu menghina harkat dan martabat bangsa, masih terlalu terlalu terhormat hukuman di dunia ini, susah mencari hukuman yang lebih hina untuk maling-maling itu selain neraka

Pengandaian yg berat meski bukanlah suatu yang mustahil, ditengah mental tempe anak-anak bangsa masa kini, menjamurnya kebobrokan akhlak, populernya jilat menjilat yang katanya lebih nikmat daripada cokelat, dibutuhkan langkah kilat yang lebih hebat daripada hanya sebuah langkah tobat. Dan pastinya harus tepat.

Tak usah ditanya darimana korupsi ini muncul, sejak zaman kolonial bangsa yang katanya gemah ropah loh jinawi ini selain dikeruk kekayaannya juga ditaburi otaknya dengan kebodohan. Melahirkan jiwa yang lapuk kalau tak mau disebut beruk, menjilat penjajah, menusuk teman sendiri, menginkari hati nurani adalah makanan sehari-hari. Bukan sifat asli memang, kondisi mungkin, tapi tak bisa dipungkiri bangsa ini mempunyai potensi untuk membunuh saudaranya sendiri, ngeri

KPK, lembaga yang lahir dari semangat reformasi 1998 ini bertarung ibarat koboi. Menunggang kuda sambil berlari, membawa senjata api, dan yang pasti tak takut mati. Tiap hari sering dibuli, dikatakan tai, g becus, dan sering dikriminalisasi. Apa daya emang ibarat manusia KPK disini masih seperti balita, selalu diminta untuk menghamba, seperti teman-teman sejawatnya.

Menjadi ketuanya pun ibarat setor nyawa, apa mau dikata, kadang semua tak sepaham dengannya. Bukan masalah sistem yang salah, tapi mentalnya yang lemah. Kalo aku menjadi ketua KPK hal yang mesti dilakukan adalah melapaskan semua ikatan hutang budi yang melekat pada lembaganya. Independensi adalah hal mutlak sebelum organisasi ini mengobrak abrik imperium kerajaan tikus bangsa ini.

Bikin tim penyidik yang tangguh, independen, intelek, dan pemberani. Tingkatkan kualitasnya juga tak lupa kuantitasnya. Kalo dipikir logis bisa apa 700 anggotaKPK mengatasi semua masalah korupsi dari Sabang sampai Merauke. Perjuangkan juga anggaran pemberantasan korupsi, karena selama ini anggaran yang digunakan sangat tidak mencukupi (bahkan gedung saja tak cukup menampung karyawannya)

Dirikan penjara seperti guantanamo, tapi isinya khusus koruptor, asingkan mereka dengan dunia luar biar mereka tak bisa menularkan virus2nya. Miskinkan hartanya, kuras habis kekayaannya, hancurkan harga dirinya. Jangan sampai anak cucu kita mengenal orang-orang seperti mereka Tak lupa juga Bagi para terpidana matinya, Kenang mereka dalam monumen koruptor yang bakal diinget sepanjang masa. Agar masyarakat kiat tahu betapa hinanya hidup dan matinya seorang koruptor itu.

Jumat, 19 Oktober 2012

1001 Alasan Skripshiit..!



















Dosen pembimbing: kenapa skripsi kamu lama?
Aku: maaf pak, jari2 tangan saya pada cantengan, susah buat ngetik :p

Dosen pembimbing: kenapa skripsi kamu lama?
Aku: pengen tahu, apa pengen tahu banget? :p

Dosen pembimbing: kenapa skripsi kamu lama?
Aku: ciyusan?, kepo nih orang ! :p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku: anda siapa? saya dimana? (pura2 insomnia)

Dosen pembimbing: kenapa skripsi kamu lama?
Aku: maaf pak, file nya g sengaja ke delete "p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku: hum, kasih tau gak ya? :p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku: loh bapak punya bukti apa, jangan asal nuduh dong! (pura2 sewot):p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku: soalnya g sengaja skripsi saya ketumpahan viagra pak, makanya tahan lama :p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
aku : hiks hiks, bapak perhatian bgt ma aku, jadi terharu nih :P

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku : kiranya saya juga sangat prihatin dengan keadaan ini, maka dari itu.... (ala SBY) :p

Dosen pembimbing : kenapa skripsi kamu lama?
Aku : Bawakan aku 10 pemuda , maka akan ke selesaikan skripsi (bungkarno mode on) :p

Selasa, 16 Oktober 2012

Shampo Goblog

“ Hahaaha, hahaha” sumpah bong, itu bodoh banget” hahaha

“hahhaaha”

Aku Cuma bisa tersenyum kecut


“Hahhahahahaha” Tawa Saniy semakin menjadi-jadi sambil setengah memeluk tiang yang ada disamping kirinya, keduanya matanya pun hampir terpejam saking terpingkal-pingkalnya, kemudian tangan kananya memegang bagian tengah perutnya sambil menekan seakan tak sanggup lagi untuk mengeluarkan suara. “ udah-udah bong, capek aku ketawa ini” “ hahahaha”

“hum, karma ini paling, :p “ senyum g enak

Kalo dipikir-pikir memang kebodohan kali ini adalah kebodohan yang paling tolol yang pernah kualami. Kejadiannya sih berawal 3 hari yang lalu. saat itu suasana kosan sangat sepi, langit tak secerah biasanya, mendung terus berdatangan memenuhi kota malang namun tak kunjung menumpahkan airnya. Yah hanya sekedar rintikan air malu-malu tanpa makna.

Seperti biasanya saat mendung seperti itu udara jadi terasa panas dan bikin gerah, rambut ini jadi terasa gatal tak karuan. terang saja, sudah 2 hari ini aku tak merasakan siraman air segar membasahi seluruh tubuh, blm mandi :p, heheh . namun sialnya ketika liat peralatan mandi yang tersisa hanya ada sabun, sikat n pasta gigi, mana shamponya?

Niat sih pengen ke warung, beli. Tapi ah males, capek ke atas. Tapi pengen banget keramas, g betah. Entah kemudian ada setan apa, terlintas dalam pikiran buat ngambil aja shampo milik rolly. Emang sih biasanya aku sering ngmbil barangnya tanpa ijin, toh biasanya ia juga cuek, kebanyakn duit paling, hehe. Gak bakalan jadi masalah deh pokoknya. Kebetulan anaknya lagi keluar, untungnya kamarnya itu Cuma pakai gembok kombinasi, dan gobloknya semua anak kosan tau no kombinasi buat buka gembok itu, hahaha, yawdah langsung sikat aja

“krieeeeeeek,” kubuka pintu kamarnya pelan-pelan

“gelap bgt nih kamar” a ku mulai masuk dan mencari-cari tempat peralatan mandi

Sengaja memang lampunya gak tak nyalain, biar g ada yang curiga, hehe

“ketemu, hehe” samar-samar aku lihat botol plasti warna putih dengan tutupnya warna merah, dan langsung aku ambil

“yah Cuma lifebuoy, gpp lah daripada g ada”

Kemudian aku buru2 keluar dan mengunci pinta kamarnya kembali

*******

“ Byur byur byur” suara air berhamburan,

“ah segar, hehe, “ sambil siul siul g jelas pas keramas

“gila nih samphoo, busanya banyak bgt,”

“gpp lah yg penting wangi, hehe”

Begitulah, jadi selama tiga hari berturut-turut ini emang sengaja tuh shampo g tak kembalikan

“ ah paling rolly juga beli lagi kalo tahu barangnya g ada” pikirku.

“Jadi mending aku pergunakan sebaik-baiknya, hehe”.. sambil usap ngusap rambut :p

*******

“Lagi nyari apa rol,?” tanyaku pada suatu pagi

“gak nih, mau mandi, kamu tahu sabunku gak?”

“sabun?” ga tuh” sambil senyum senyum

“beneran?, koen lak biasanya ngambil barangku?” kata dia setengah tidak percaya

“beneran”

“awas koen, Yawdahlah, tak minjem Daeng aja” sambil ngambil sabun dikamar depan kamarnya

“hehehe” dalam hati

Aku sengaja duduk didepan pintu kamar buat jaga-jaga, siapa tahu dia g percaya n mriksa kamarku, wah bisa bahaya ini, lagian malu juga kalo ketahuan ngambil barang orang lain terus ketahuan, mau pake alibi yg kayak gimana ntar, yang kayak para koruptor itu, haha, udah g usah dipikirin, paling juga habis ini dia lupa trus beli lagi, hehe

“Wait a minute,"

 "sabun??,"

"kok dia nyariin sabun sih?, “

“ bukannya aku ngambil shamponya ya, ??” tiba-tiba persaanku g enak.

Aku langsung ngambil gayung tempat peralatan mandi, terus tak liatin bener-bener tuh shampoo

Bentuknya sih botol shampoo, sama kayak yg lainnya, tapi tapi..

“Waaaaaa, kok ada tulisannya anti bacterial bodywash” kaget

“goblog, jadi selama tiga hari berturut-turut aku keramas pake sabun cair,”

“ hadeh pantesan pas keramas busanya banyak banget’

“Gobloooooooooooooog..waaaaaaaaa!!!!!!!!!!!”

***************

“Makanya bong, kamu tuh jangan jahat jahat ma rolly, haha” kata saniy sambil masih cekikikan

Malam itu kebetulan aku ngajak anaknya nyari makan di CL

“ Iya nih san, siaaalll,. Pantesan dari kemarin rambut tuh rasanya g enak”

“Trus sabunnya y apa? Hahaha”

"Udah tak balikin ke kamarnya, langsung aja tak lempar kekamarnya, shampoo sialan itu
haduh ya ap nih san, takut rontok"

“hahaha” saniy masih ketawa

hum, sial hari ini mungkin menjadi musibah tapi bisa juga jadi kebahagian buat yang lain, gpp lah melakukan kebodohan, siapa tahu menjadi berkah. hehehe, tapi satu hal yg perlu diinget, memang sebagai mahasiswa kita harus teliti dalam segala hal, dalam kondisi apapun, dan dalam keadaan manapun, termasuk  ngerjain orang lain pastinya., dan saya berjanji untuk selanjutnya saya akan lebih teliti dan hati-hati dalam ngerjai orang, semangat :p




Sabtu, 06 Oktober 2012

Sial di Pagi Hari

“Ayo cari bubur ayam ta”, (SMS dikirim)

Ting-ting, (SMS diterima),

“haha, ngebet bgt pengen makan bubur ayam kak, ayo. Ta mandi dulu tapi ya” (SMS ditutup)


“Asyik asyik, bubur ayam pagi2, ada yang nemenin lagi, tapi dengerin musik dulu ah, sak rokokan dulu sebelum mandi.”

Tangan meraba2 kantong jaket, nyari rokok tentunya “ lah abis rokok, sial, yawdah mandi aja langsung.”

Ambil handuk, ambil peralatan mandi, Buka pintu, krieeeeeeeeeek..


"Huh.." (clingak-clinguk")

Krik krik

"Lah.." (masih clingak-clinguk)

Krik krik

"Nandi e?.."

Krik krik


Tiba tiba waktu berhenti sejenak, senyap, semuanya membisu... krik krik .. aaaaaaand.

WaaaaaaaaaAAAaaaaaaAAAAAAAaaaaahhhhhhhhh,...!!!!,

Sandal ku ilangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAAAAAAng..!!!

Kampret.. L

( 08:16 AM/Sabtu 06 0ktober 2012) ,

Rabu, 03 Oktober 2012

Nglantur Televisi

Krik krik, bengong dikamar, teeeeeet , baru nyadar Ini hari ke 29 praktis saya tak pernah melototin benda segi empat yang mengeluarkan ngambar dan suara itu (g penting). Bukannya idealis ato apa, dikosan emang g dibawain tipi ma emak bapak. Ya pasrah aja deh, padahal neh ya kalo dirumah, setengah kehidupan saya dalam sehari dihabiskan buat liat tuh benda kesayangan, tentunya yg udah dipasangin antena dan dialirin listrik , hehehe. Rasanya jadi gimana gt.. :p 

Oya ngomongin televisi, benda tuh ajaib bgt, menurut salah satu situs yang aku baca, benda simetris itu termasuk salah satu keajaiban dunia, g tau kenapa, mungkin betapa besar pengaruhnya benda tersebut terhadap manusia didunia ini. jadi manusia modern pasti tak bisa lepas dari dunia televisi dan segala acara didalamnya. Kalo g nonton sehari, munghkin mata jadi gatel, terus besoknya belekan minta digaruk pake sikat toilet biar lega. Haasss. Jadi kalo aku sangat terganggu dengan ketiadaanya wajar dong, masyarakat dunia aja gt semua, haha

Tapi btw makin lama makin ga jelas itu tipi, acaranya maksudku, sumpah.. apalagi acara tipi di indonesia, hadeh.. parah bgt, isinya sampah, kayakanya ne ya, pedoman para pemilik televivis tersebut Cuma bikin stasiun tersebut ada acaranya, g penting kualitas, yang penting bisa lepas landas, haha.. pengiklan datang, trus langsung kipas-kipas, asyik.

Apalagi sekarang, lembaga sensor, amit amit deh, aku kasih tau neh y abapk2 tukang sensor yg terhormat . salah satu Acara televisi yg menarik itu Cuma pas ada film barat ntah itu judulnya apa kek. Mesti lumayan daripada FTV sama sinetron striping. Tapi kok disensor habis2an, sampek2 bingung ngliatnya. Orang ngrokok aja disensor, orang minum disensor, sampe2 neh ya pernah dalam salah satu adegan film favorit ku, tokyo drift dipotong hampir 1 scene, hadeh, lha terus apa yang dilihat pakdhe. Masak Cuma ngliat mobil jalan sama roda muter.

Mestinya tuh sinetron striping tuh yng dipotong, jangan Cuma scenenya, kalo bisa sekalian episodenya. Biar g panjang-panjang. Pada tolol apa tuh para sutradara bikin karya jelek dipanjangh-panjangin. Masak bangaa bikin karya jelek terpanjang didunia. Diketawain orang thailand noh, mereka bisa bikin karya bagus walopun sederhana, yg penting ceritanya berkualitas dan acting pemainnya total.

Trus katanya tadi setengah kehidupan dalam sehari pas lagi dirumah dihabiskan buat nonto tipi, berarti g konsisten dong,? Hmm tenang mas bro, aku tuh Cuma ngliatin artis FTV yg cakep2 itu, sambil ngayal2 g jelas, buat nyari referensi inspirasi calon istri. Hehe. :p (bersambung)

Otokritik Seorang Guru (sebuah sinopsis)

Perjalanan panjang kadang memunculkan berbagai tanggapan, opini , keluh kesah serta pengharapan. Saat mata terlalu pekat untuk melihata realita, saat pikiran memaksa berkehendak, saat semua terlanjur terhegemoni dengan keadaan. Tak terkecuali guru, pahlawan berembel embel tanpa tanda jasa ini menyeruakaaan kritiknya

Jalan itu ada dan tetap akan ada. Mungkin itu salah satu kandungan dalam buku ini. Semrawautnya sistem pendidikkan indonesia bersumber dari beberapa macam komponenen yang saling terlibat. Kalau pun tak mau dipungkiri, seluruh komponen bangsa ini harus bertanggung jawab. Tak bisa hanya menyalahkan apalagi melempar tanggung jawab demi suatu. Karena pendidikan itu milik bersama dan mesti juga harus diselesaikan bersama

Buku ini hadir ditengah kondisi pendidikan indonesia yang menurut penulis ibarat pasar dimana terdapat mekanisme yang jelas antara pihak sekolah dan pedagang yang saling menguntungkan bagi kalangannya. Dalam beberapa hal mungkin saja jika kita membaca buku ini, tak ubahnya mengingat pengalaman – pengalaman saat masih bersetatus siswa. Hal ini dapat kita lihat dalam beberapa sub bab dalam buku ini dimana sang penulis terkadang menyelipkan pengalaman putri dan murid didiknya dalam menjalani kehidupan pendidikan. Dari mulai pengkomersialan buku, sistem penerimaan, hingga hal hal yang tidak ada hubungannya dengan dunia pendidikan namun dengan sengaja dijejalkan demi keuntungan beberapa pihk yang terlibat.

Secara isi buku ini dipilah menjadi tiga bab dimana keseluruhan bagian penyusunnya adalah kumpulan artikel penulis yang dimuat dalam harian kompas mulai dari tahun 1996 – 2008. walaupun dinamika pendidikan dari tahun ketahun kadang kala tak menentu, namun penulis mampu memberikan gambaran bahwa hal inilah yang terjadi sekarang. Pendidikan yang tak ubahnya pasar memaksa seluruh komponenen pendidikan menerima hal ini sebagai suatu yang sudah biasa. Dan parahnya peran pemerintah pun seakan akan mendukung akan keadaan ini

Dalam bab pertama terdapat 16 artikel yang dengan tegas menggambarkan keadaan sekolah di zaman kini. Dari mulai praktik – praktik komersialisasi di lingkup pendidikan hingga keadaan sekolah di era otonomi daerah. Semua penulis susun berdasarkan pengalamnya sebagai guru, orang tua murid , dan juga pemerhati pendidikan. Sehingga dalam beberapa tulisan mungkin ada beberapa artikel mempunyai kadar emosi yang berbeda.

Bicara masalah komersialisasi dalam lingkup pendidikan. Penulis mengambil contoh keadaan siswa dari mulai pendaftaran hingga lulus selalu saja dipenuhi dengan unsur pasar. Saat proses penerimaan tergambar jelas komersialisasi pndidikan lewat budaya nepotisme yang kental. Beranjak setelah itu adalah pengadaan seragam sekolah, buku setiap semester, hingga kegiatan wisata study tour. Berbagai jenis produsen barang barang tersebut berlomba disitu tentu saja dengan kerjasama dari pihak sekolah. Entah disadari atau tidak, Semua hal tersebut seakan menunjukan wajah buram pendidikan kita.

Berbagai permasalahan tersebut penulis gagas dalm penjelasan yang terpisah pisah, namun berkaitan. Sehingga untuk dapat memahami bab demi bab, ada baiknya tidak membaca secara terpisah, karena akan sulitmemahami akan tujuan dari penulis.

Guru sebagai ujung tombak

Guru mendapat sorotan tajam oleh penulis pada bab berikutnya. Adalah sungguh naif jika mengesampingkan peran guru dalam proses pembangunan pendidikan. Namun kadangkala untuk mengerti perbedaan suatu profesi dan panggilan hidup kiranya guru adalah pihak yang berada dalam dilema. Saat ia bekerja keras demi anak didiknya, ia terganjal akan keadaan kesejahteraan keluarganya Namun ketika ia menuntut penghidupan yang layak, maka cap duniawi, tidak tulus, dan sejenisnya akan tersemat pada seorang guru.Hal ini tergambar dalam sub bab pertama bab dua.

Selain masalah kesejahteraan guru yang sering diungkap dalam bebrapa sub bab, pencarian guru kreatif adalah salah satu bagian yang cukup menusuk. Dimana kecenderugan sekarang guru adalah pengajar yang normatif dan terlalu terpaku pada teks book dan monoton. Akibatnya proses belajar mengajar akan menjadi kurang efektif dan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Diperlukan adanya guru yang dapat menerjemahkan, menguasai, dan menerapkan sistem pendidikan beserta kurikulumnya dalam praksis pengajaran, sehingga dapat lebih mengena pada peserta didik. Cerita tersebut merupakan sebuah pengalaman dari penulis ketika menjadi juri dalam sebuah perlombaan guru kreatif yang diadakan di salah satu SMA swasta.

Secara isi ke 12 artikel dalam bab dua ini memang secara implisit mengatakan bahwa sebagai aktor utama pendidikan selayaknya guru mesti segera bergerak. Semua hal tentang masalah masalah pendidikan sebenarnya bisa diatasi dengan peran dan inisiatif dari guru. Jangan sampai guru disini hanya menjadi kepnjaangan tangan birokrasi dalam menjalankan kebijakan – kebijakan yang terkadang tidak memihak pada kalangan bawah dalam konteks anank didik

Mengajarkan nilai

Bab pamungkas dalam buku ini bertema tentang pentingnya penanaman nilai. Ada 16 artikel yang terangkum disini. Dalam beberapa artikel sering mengupas masalah pentingnya menumbuhkan kreatifitas serta kebebasan murid untuk mengekplor kemampuannya. Pengekangan peserta didik baik itu melalui kurikulum atau pun sisitem pengajaran hanya akan menghambat kemajuan para murid. Kepadatan keguiatan belajar mengajar yang tak diimbangi dengan penyegaran pun pada akhirnya menimbulakn tekanan yang berimbas pada mental mereka.

Hal lain seperti kejujujran, jiwa besar, kesetaraan jender, pengasahan imajinasi adaalh beberapa bagian yung kiranya juga cukup menarik. Tak sekedar berbasa basi, namun penulis memaknainya sebagai jalan bagi semua pihak yang peduli akan nasib pendidikan indonesia.

Kos (ong)

“ Kang!! Jangan dibakar sampahnya, buang aja ke kali,” teriakku dari atas kos2an

“Gpp nang, disuruh Mas Sis (bapak kos) ini” kata Akang dari bawah

“ Hadeh, gusah didengerin, orang g ngasih duit juga didengerin, Oh dasar”,

sore ini jam 17.25 akang, sesepuh paling tua dikosan bakar sampah n daun2 kering dibelakang kosan, bukan apa2 seh, asapnya itu lho, hmmmp, masuk kamar kos semua, hadeh, padahal neh kamar baru tak bersihin, emang neh si akang ini orang kadang jorok, tapi kalo udah bersihan semuanya pada dibersihin.

Sedikit cerita tentang Akang barok atau biasa dipanggil akang, ia adalah pemuda sunda tulen yang Mengawali karier dimalang sejak 2002 sebagai tukang es teler, lama malang melintang didunia per Es an akhirnya sekarang ia berpindah haluan. karena berbagai hal sekarang ia beralih jadi pedagang cireng, sejenis jajan khas sunda yng terbuat dari kanji yg digoreng. Enak kok, coba aja..

Kembali ke masalah sampah yg dibakar, sedikit informasi tentang kosku. Tempat ini sebenere sih ga layak disebut kosan, konstruksi aneh, bentuknya bangunannya vertikal, posisi deket kali, trus dibelakang langsung semak belukar g jelas, ditengahnya juga ada bekas galian kolam ikan yg dipake n sekarang jadi kubangan ternak nyamuk, g tau disebut apa wis ini, terserah pemirsa deh. haha

Sampahnya, g usah ditanya, apalagi itu, buanyak bgt tuh dibelakang, selain plastik2 indomaret khas anak kos, daun2 kering menggunung bak lagi manggung, rame.. kalo dah gt jadinya simalakama , dibakar bikin polusi, g dibakar bikin bakteri, haha. Mending didiemin sampek basi, yg penting g bikin penghuni kosan sampek mati, :p

Bapak kos seh g perhatian, males bgt tuh orang, kosan g pernah direwat, taunya Cuma duit setoran kos lancar. Bahkan lantai-lantai dikosan neh ya, kalo anak kos g secara suka rela ngepel, kayak g ada bedanya ma langtai tanah aja, adeh pak. Kamarku aja neh udah berantakan, masak lingkungannya gt juga, hehehe. Tolong y pak pak y, tolong

Terhitung hampir 2 tahun aku menghuni tempat ini. Sejarahnya sih seorang kawanlah yang pertama kali memperkenalkan hunian susun 3 lantai yang panjangnya kebawah tidak keatas. Katanya sih ini adalah sebuah paket hemat. Jadi jangan berharap mendapatkan hal yang nikmat. Akhirnya terpikir kenapa aku bisa sampai tersesat, apakah saat itu memeng benar aku sedang penat, ataukah ini Cuma mimpi sesaat. hahaha

Tapi dari pada lama melamun dan menyesali apa yang terjadi, mending saatnya beraksi. Kugerasakan jemari pada keyboard dan berharap menjadi sebuah tulisan mini, tak terlalu berarti tapi cukup untuk membunuh sepi. Yah hitung hitung membekali diri agar tak lupa pada materi yang diberikan selama ini.

Trus kalo gt siapa dong yang salah, apakah Alam, Bapak Kos, atau Pohon2 dibelakang kos, humm. Kayake aku deh yang salah, salah mlih kos2an :p

Selasa, 02 Oktober 2012

Kejutan Malam Ini

Mungkin penat, tapi yakin bukan muak. 5 jam lamanya tanpa sesuatu yg dipikirkan mungkin menjadi penjara tersendiri buat manusia-manusia sosial yang hampir mati. Hanya alunan musik pengisi telinga tanpa arti dan sayangnya bukanlah hati. Jemari bergerak-gerak mencari materi, namun yang ada hanya duri, bosan aku dengan hari.. terutama yg ini.

Kutekan tuts tuts di nomar hp butut, berharap ada seseorang yang bisa mencairkan kebekuan suasana. Tapi jawabnya sangat tak terduga, ada yang singkat berucap malas, dan ada pula yang kalimatnya panjang dengan prasyarat antara penting dan dan g penting. Tanpa sadar kemudian terucap dari jariku “g usah dah, g minat kalo besok”. Hehe, Bodohnya aku berharap kepada orang-orang yang hanya mempunyai pikiran matematis, dan mendewakan logis, haha miris.

Tanpa sadar, gontai langkah ini mengantarkan pada sebuah nampan dengan sajian secangkir kopi hangat dan sebungkus rokok diatasanya. Tepatnya di sebuah keramaian tempat akademisi mengisi nurani fisik dan batin mereka dengan hidangan apapun yang tersedia. Semua bercengkrama, bermain musik, berteriak, dan menikmati gemerlapnya malam, namun sayangnya tidak untuk meja yang ini. sepi.

Perlahan kuhisap balutan tembakau dan cengkeh secara perlahan, aku tarik dalam-dalam hingga tanpa ampun menyentuh ujung paru-paru tubuh ini, hangat dan sedikit sesak, tapi cukuplah untuk membuat diri tergelak. Panasnya kopi pun tak terasa kemudian membasahi tenggorokan dengan santai, memompa sedikit adrenalin untuk sekedar membukakan kedua mata dan berkata hei, ini belum pagi, hahaha. Tak lupa berharap menemukan sesuatu malam ini.

Lama bergulat dengan suasana, tak disangaka dari kejauhan terdengar suara renyah yang tak asing lagi ditelinga. Gurauan khas pelengkap derap langkah anak-anak kuli tinta perlahan mendekat seraya mengagetkan raga, “hai Tua, sendirian ya?” teriaknya Hum, adik adik bandelku, pikirku. Membuyarkan lamunan akan kesendirian dan menggantinya dengan simpul sebuah senyum yang tadinya sangat kaku

“ngapain?” tanya yg paling tembem,

“udah bab berapa?” (lanjut ke tawa bahagia)

“ Gimana kabar jurnal internasionalnya?” (tambahnya menggoda)

Haishhh..!!

Tanpa komando tangan kananku melesat ke depan, Ingin kasambar hidungnya, niatnya jelas “memencetnya tanpa ampun”,.hehe

Ia mengelak, dengan wajah nakal tentunya. Sembari wajah manisnya tetap memberikan perlawanan yang asyik menurutnya, dan tentu saja berarti bencana buatku. Pipi bakpaunya seakan menantang untuk ditinju sampai merah bak warna gincu, “hum dasar setan-setan kecil” gumamku

“udah g usah dibahas” jawabku malu

“hahaahaha” (tawa puas sepertinya)


Dan semua mengikutinya, kali ini tertawa bahagia pastinya


“sial” L


Detik berlalu,menit melaju, jam berpacu, Obrolan berlanjut dengan hal-hal yang ringan namun cukuplah untuk mengisi kekosongan ini. ibarat hidangan ia tak seperti nasi, tapi masih cukup bergizi. Berpikir tuk tak lagi mencari sesuatu yang basi didalam sepi. Kemudian mulai menyalalah api. Melumerkan kebekuan diri yang terus menyelimuti sejak tadi. Suasana pun berubah drastis dan kemudian secara teratur mengikuti alur hati.

Ada yang main kartu, ada yang diskusi, ada yang bercanda, ada yang ngopi, ada yang muram memikirkan deadline, ada yang bermain rambut afro, ada yang makan, ada yang bete pesanan g diantar-antar, ada yang main hp, ada yang malu-malu, ada yang merokok, ada yang memperkenalkan diri, ada yang minta ditraktir, ada yang minjem motor, ada yang ngajak nonton konser, ada yang bermanja-manja, ada yang nglawak, ada yang nanya-nanya, ada yang hidup, ada yang bernafas (tambah ngawur, hahaha)


Dan tersadar, waktu pun berlalu dengan cepat. Ibarat kilat bahkan akupun tak sadar bahwa episode sepi malam ini telah tamat. Berganti dengan keceriaan yg lebih berharga dari emas 24 karat. Haha, tak tau esok apakah bisa lebih hebat. Bisa saja, Amien

Memang kita tak bakal tau apa yang tuhan rencanakan, kadang ia memberikan sesuatu yang tak kita pinta, namun satu yang pasti ia selalu memberikan apa yg kita perlukan. Sadar atau tak sadar ia adalah pemberi kejutan terhebat yang tiada duanya. Pastinya ada hal hal yang tak kita ketahui dan ia yang hanya mengetahui, jadi apakah kalian masih sangsi?, J

menemukan sesuatu malam ini?, mungkin, haha. Tak apalah malam ini berteman dengan sepi, g juga bakalan mati., Hanya perlu sedikit adaptasi dan sentuhan modifikasi. Toh kita g bakal tahu apa yang akan terjadi nanti, Yang penting tetep bisa diakali, siapa tahu malah bisa memberikan inspirasi. J hum, anda betul sekali

Sabtu, 08 September 2012

Dear time


Tak ada selain kebosanan, Kepanikan, dan penantian yang aku dapat dari waktu. Ia tak pernah mengangapku sahabat karena aku juga tak pernah menjadikannya begitu. Jarumnya bergerak dari kiri kekanan secara konstan tanpa terburu. Keras kepala seperti batu dan tak mau tahu. Sungguh kenapa ia harus terus maju, aku ingin ia berhenti sejenak seprti pintaku. Terlelap dan bersandar di awan biru serta bersenadung syahdu.

Aku hanya bisa berandai kalau ini Cuma sebuah mimpi, yg selalu menghilang dengan datangnya pagi. Dan menguap tersengat cahaya mentari. Agar akhirnya semua bisa menari, dalam sebuah nilai hidup yang harmoni.

Namun tersadar waktu adalah sesuatu yg sungguh dasyat, ia menyengat, ia sangat kuat dan jangan berani kau berkhianat. Ia akan melaknat,. Pertama ia akan melumat, kemudian ia menyanyat, lalu badanmu pun akan semburat, dan kaupun tamat

Ingin aku bertanya kepada ibu, kemanakah ini semua akan berlalu, apakah nantinya akan jauh nan melelahkan, ataukah dekat namun tanpa kenangan, pilu. Mungkin tak akan ada yang tahu, karena semua hanyalah rahasiamu.

Aku ingin kita berkawan lagi, agar tak kan ada lagi yang tersakiti, seperti perih luka karena duri dan susah diobati. Bukan sebuah janji, opini atau bahkan cinta mati, hanya kata-kata tulus dari sebuah hati, yang telah lelah dimakan benci dan mimpi-mimpi.